STAND HERE ALONE

STAND HERE ALONE 
MELODIC PUNK EST. 2010


Stand Here Alone Merupakan sebuah band beraliran Poppunk Melodic yang berasal dari kota kembang Bandung. Band ini terbentuk pada tahun 2010 tepat di hari kemerdekaan Republik Indonesia karena pada awal pembentukannya band ini bertujuan untuk meramaikan perayaan tujuh belasan didaerah sang basissit yaitu Mbenk di daerah Pajajaran Bandung.

Stand Here Alone dalam arti "Berdiri Disini Sendiri", mereka mengartikan kata "Sendiri" sebagai kelompok atau seseorang yang dikucilkan, diasingkan, dikebiri serta dipandang negatif oleh masyarakat lingkungan luas. Musik yang mereka ciptakan mengandung lirik-lirik yang mudah dicerna oleh masyarakat luas. Lagu-lagu Stand Here Alone menceritakan tentang keadaan yang terjadi disekitar mereka seperti kasih sayang atau percintaan, pertemanan, dan pemberontakan.
Stand Here Alone dibentuk oleh Mbenk pada bass dan vokal dan chio pada drum. Kemudian Ocan bergabung pada posisi gitar dan vokal. Bergabungnya Ocan atas rekomendasi dari sang kakak. Kakanya Ocan merupakan teman nongkrong Mbenk dan Chio yang sekaligus manager di Stand Here Alone. Diawal terbentuknya Stand Here Alone harus berjuang untuk manggung, sebagai band baru mereka mengawali dengan main dari panggung ke panggung sebagai band regist.
Ke populeran Stand Here Alone atau yang disingkat SHA ini tidak diragukan lag. Konsistensi mereka di dunia musik mebuat Band yang beranggotakan 3 personil ini berhasil menarik perhatian para pecinta musik punk. Keberhasilan SHA bukan tanpa alasan Perjuangan mereka merilis alabum selama 2,5 tahun harus dilalui dengan banyak rintangan. Dan pada akhirnya pada tahun 2014 mereka merilis album pertamanya yangbertajuk Melodichildish.
Berbeda dengan band indie lainnya cara promosi SHA ini terbilang extreme. SHA membagikan Cd album mereka secara cuma-cuma alias gratis kepada para penonton. Dari memberikn album secara gratis tersebut SHA mendapat berbagai tawaran manggung.Bagi SHA ablum pertama mereka merupakan sebuah jati diri sebuah band. Ibarat bayi yang baru lahir kemudian di beri nama terus syukuran. Syukuran yang dilakukan SHa adalah dengan membagi-bagi Cd alabum terbaru mereka.
 Image result for stand here alone


Tapi inilah aku, kan ku nikmati hidupku, wanita masih banyak yang menunggu..., Aku salut padamu, kau sakiti pria setampan diriku, juga meninggalkanku....
Belum familiar dengan penggalan lirik di atas? Lirik itu adalah bagian dari sebuah lagu berjudul Wanita Masih Banyak, milik sebuah band yang terlahir tepat di hari kemerdekaan Indonesia pada tahun 2010 lalu. Yap, Stand Here Alone. Penuh percaya diri, meskipun sedang sakit hati. Sebuah tema yang nyeleneh, dan nggak nggak umum.
Kalo mau diinget-inget, formula yang mereka usung hampir sama, dilakukan oleh trio pop punk asal Yogyakarta, Endank Soekamti di album perdana mereka Kelas 1, yang dirilis pada 2001 silam.
 “Dari segi lirik dan warna musik, kami masih mengadopsi dari Endank Soekamti. Tapi kalau dibandingkan dengan Endank Soekamti, kami masih jauh, haha,” Kata Ocan,  pemetik gitar sekaligus vokal dari Stand Here Alone.
Stand Here Alone digawangi oleh Ocan  pada posisi gitar dan vokal, Mbenk di posisi bass dan vokal dan Chio sebagai penggebuk drum. Band ini awalnya terbentuk untuk meramaikan perayaan kemerdekaan atau yang biasa disebut tujuh belasan, di daerah rumahnya sang bassist yakni Mbenk, yang berada di Pajajaran, Bandung.
Kemudian Ocan pun bergabung atas dasar rekomendasi dari sang kakak, yang merupakan teman nongkrong dari Mbenk dan Chio, sekaligus Evan sang manajer Stand Here Alone. Sebagai band yang baru terbentuk, sudah sewajarnya mereka mengawali dengan main sebagai band registrasi, dari panggung ke panggung. Adapula masa di saat mereka harus berjuang berdarah-darah untuk manggung, yang mungkin akan selalu mereka kenang sampai sekarang.
Pahitnya Sebuah Karir
"Dulu kami pernah manggung dan ditinggal kabur panitia yang punya acara. Kami juga pernah manggung di Surabaya bawa duit pas-pasan dengan berbagi nasi bungkus. Sampai kami haru ngamen untuk menyewa mobil, agar dapat manggung ke Bekasi ,” Kenang Evan, manajer dari Stand Here Alone
Pahitnya awal karir harus mereka lewati, dan kasus tersebut memang miris, apalagi bagi sang drummer. Bahkan Chio pun menambahkan, bahwa pada saat itu mereka diundang ke Surabaya dengan bayaran yang cukup aman untuk tiket kereta pulang dan pergi. Sialnya pada saat acara berlangsung ternyata mati listrik. Kesialan pun menumpuk, ketika uang tiket dibawa lari oleh salah satu panitia! Beberapa panitia pun ada yang tetap memaksa mereka main, dengan alasan banyak penonton yang menunggu Stand Here Alone beraksi. Akhirnya mereka tetap bermain, dan hanya membawakan 1 lagu.Ya, satu lagu!
“Aduh itu miris banget sih, haha. Tapi keren karena sampai sekarang kami tetep nggak berhenti ngeband gara-gara kejadian itu. Padahal pada saat itu kami pulang ke Bandung dengan uang saku yang kami bawa untuk ke Surabaya, haha” ucap Chio dengan semangat.
Konsistensi mereka di dunia musik, tak mungkin kalau tidak menuangkan dalam rilisan fisik yakni album. Sampai di tahun 2014, Stand Here Alone atau yang disingkat menjadi SHA. Resmi merilis album perdana mereka, yang bertajuk Melodichildish. Proses pembuatan album ini memakan waktu 2,5 tahun, dengan proses pengerjaan secara sendiri atau DIY (Do It Yourself). Bahkan, tempat perilisan albumnya pun, diadakan di kota Batam men! dengan alasan komunitas punk melodic Batam, menginginkan SHA untuk menghibur mereka.
Sebagai album perdana, kebanyakan band menangkap ini sebagai momentum untuk meraup uang dari karya mereka. Justru sebaliknya, yang mereka lakukan adalah membagi-bagikan gratis album mereka kepada penonton. Ocan pun berujar, bahwa dengan cara seperti ini segi promo lebih cepat tapi finansial yang merugi. Buktinya jelas, beberapa tawaran manggung hadir dari cara promo pembagian album secara cuma-cuma tersebut.
“Ibarat bayi baru lahir yang baru dikasih nama terus syukuran, bagi kami album pertama itu jati diri, kami syukuranya dengan cara bagi gratis album. Nggak ada yang rugi, itu album hasil dari uang panggung yang penonton mau bayar tiket, untuk menonton kami. Dan hasil membayar kami, kami tabung menjadi album,” pungkas Evan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

THREESIXTY SKATEPUNK

LOWDICK POP PUNK